Sabtu, 04 April 2015

Doa Orang Tua untuk Sebuah Nama


Nama adalah doa pertama yang diberikan oleh orang tua setiap anak yang dipanjatkan seumur hidup. Begitu kata guru ngaji saya saat belajar di Madrasah Tsanawiyah Nurul Falah (setingkat SMP) di daerah Tanjung Priok, Ustadz Dimyati.

Setiap kali orang tua memanggil anaknya dengan namanya, mereka sedang mendoakannya”. Begitu beliau memberikan wejangan yang hingga kini masih terus teringat, hingga saya melangsungkan pernikahan pada hari Minggu, 14 April 1996 dan sembilan bulan kemudian lahir anak pertama kami.

Di awal tahun 1997 bulan Januari tanggal 10, saya merasa bersyukur kepada Sang Ilahi. Kenapa? karena saya telah diberi karunia berupa anak pertama. Seorang anak laki-laki (walaupun saat di USG terpantau perempuan). Tapi, saya dan istri tetap bersyukur.

Anak laki-laki yang selamat, sehat, dan gagah kayak abinya (kalau kaya umi nya pasti cantik donk). Hari Jumat, hari yang istimewa. Karena di hari itu juga, saat datangnya puasa Ramadhan, yaitu tanggal 1 Ramadhan.

Ya, hari itu adalah hari Jumat, 10 Januari 1997 M = 1 Ramadhan 1417 H. Dan Alhamdulillah anak saya selamat dan sehat dengan berat dan panjang yang cukup super. Saya beserta istri memberinya nama “Faris Kasyfi Aziz”.

Memberi nama yang indah kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Oleh sebab itu, saya dan istri, secara sadar telah “mempersiapkan” nama anak di atas. Bagaimana alurnya? Sebelum anak pertama kami lahir, saya bersama istri sudah memiliki gambaran ke depan mau seperti apa anak pertama dan seterusnya. Ada visi dan misi yang melatarbelakanginya.

Faris. Nama ini dipilih karena kami ingin ia menjadi anak yang alim tetapi kuat, tangguh seperti sahabat Rasul SAW yang ahli dalam menunggang kuda, Khalid bin Walid dan Salman Al Farisi.

Kasyfi sendiri berarti terbuka atau yang bisa membukakan pintu hati manusia. Kami menginginkan agar ia bisa membuka hati manusia kepada jalan kebenaran. Orang yang bisa membuka hati orang lain pasti memiliki satu keistimewaan yaitu dia lebih merasa melihat dan lebih mendengar dari orang lain.

Dan mungkin hal inilah menjelaskan kenapa anak pertama saya ini cekatan, humoris, namun juga cukup malu (karena pendiam). Sedangkan Aziz, adalah berarti yang mulia, yang kuat, kekasih. Kuat dalam komitmennya mengajak orang lain untuk melaksanakan perintahNya serta mengajak untuk berbuat baik.

Semoga catatan kecil ini memberi inspirasi bagi pasangan muda yang akan memiliki anak, atau bagi siapa saja yang punya cita-cita menjadikan anaknya sebagai penerus kebaikan di dunia ini. Kebaikan untuk bangsa, agama dan dakwah Islam. Aamiin

Sumber: Rumah MOTIVASI  | Oleh: Cecep Y Pramana



Unknown

About Unknown

FARIS KASYFI AZIZ | Mahasiswa FidKom - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Semester 3 di UIN SGD Bandung | Tinggal di Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat.

Subscribe to this Blog via Email :