Minggu, 29 Maret 2015
Film Laskar Pelangi
Film Laskar Pelangi mengedepankan suatu pendidikan. Hal ini terlihat pada sebuah sekolah dengan fasilitas yang tidak lengkap, sarana dan pra sarana yang tidak memadai serta keadaan sekolah yang tidak layak untuk dipakai sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
Hal ini tidak membuat murid-murid menjadi malas untuk belajar, namun mereka tetap bersemangat belajar walaupun dengan keadaan seperti itu.
Selain itu, juga ada guru yang sukarela untuk selalu membimbing dan memberikan ilmu kepada mereka tanpa mengharapkan apa pun.
Film ini memberikan manfaat yang dapat diambil oleh semua orang. Terdapat banyak sisi positif yang dapat dijadikan suatu contoh dalam kehidupan sehari-harinya seperti agama dan moral yang selalu diajarkan oleh para guru kepada muridnya.
Adanya komunikasi yang cukup efektif dimana pemberi informasi dapat memberikan informasi seutuhnya kepada penerima informasi sehingga bisa menangkap pesan yang telah disampaikan terlihat pada seorang guru yang memberikan pengajarannya kepada anak didiknya. Dan anak didiknya mampu menangkap apa yang telah disampaikan oleh gurunya yang membuat anak-anak didiknya berhasil.
Komunikasi Dalam Film Laskar Pelangi
Komunikasi yang terbentuk dalam film Laskar Pelangi ini adalah komunikasi efektif, dimana pemberi informasi dapat memberikan informasi seutuhnya kepada penerima informasi sehingga bisa menangkap pesan yang telah disampaikan.
Hal itu terlihat pada seorang guru yang memberikan pengajarannya kepada anak didiknya. Dan anak didiknya mampu menangkap apa yang telah disampaikan oleh gurunya.
Seperti dalam film laskar Pelangi ini, bu guru Muslimah (diperankan Cut Mini) memberikan pengajaran betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan. Hal itu ditangkap oleh salah seorang murid yaitu Ikal yang mampu menyerap apa yang telah disampaikan oleh Bu Muslimah
Ikal kecil (diperankan Zulfanny) adalah seorang murid cerdas yang selalu menjadi peringkat kedua, dan memiliki teman sebangku bernama Lintang, murid terpintar dalam film Laskar Pelangi ini. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi.
Saat Ikal menginjak dewasa dia dapat mencapai cita-citanya untuk mewujudkan semua harapannya, sampai dia mampu mendapatkan Beasiswa sekolah untuk ke luar negeri.
Ikal lebih beruntung untuk menggapai cita-citanya yang tinggi dibandingkan dengan Lintang kecil (diperankan Ferdian) yang mempunyai otak yang luar biasa, namun keadaan yang membuat Lintang tidak bisa meneruskan pendidikan setinggi-tingginya, karena dia harus menjadi tulang punggung keluarga mencari nafkah buat adik-adiknya setelah ayahnya meninggal.
About Unknown
FARIS KASYFI AZIZ | Mahasiswa FidKom - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Semester 3 di UIN SGD Bandung | Tinggal di Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat.