Rabu, 01 April 2015
Pendakian Gunung Cikuray Garut
Hari Jumat, 20 Februari 2015 menjadi salah satu warna baru dalam penggalan episode pengalaman pendakian. Tujuan pendakian kali ini adalah Gunung Cikuray dengan ketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung Cikuray ini merupakan gunung tertinggi di Garut dan berada di perbatasan Kecamatan Bayongbong, Cikajang dan Dayeuh Manggung. Untuk mencapai Cikuray dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum, bisa dari Bandung, Tasikmalaya atau dari Jakarta menuju terminal Guntur.
Lalu, dari sana diteruskan dengan angkutan kota menuju jalur pendakian (Cikajang, Bayongbong atau Dayeuh Manggung). Ketiga jalur tersebut menawarkan medan yang sangat menarik dengan karakteristik masing-masing.
Saya bersama belasan kawan-kawan dari Kampus UIN Bandung berangkat pada Jumat siang menuju Garut, Jawa Barat dan tiba pada pukul 19.15 WIB untuk beristirahat sambil menginap.
Setiap perjalanan pasti memiliki kisahnya masing-masing, begitu pula dengan perjalanan saya dan rombongan menjejak puncak Gunung Cikuray kali ini. Cukup berkesan, namun ada hal yang lucu, unik serta amazing banget diantara perjalanan yang dilalui bersama ini.
Setelah menginap semalam di basecamp, pagi harinya, Sabtu 21 Februari 2015 pukul 06.30 WIB, kami berangkat menuju puncak Gunung Cikuray dimulai. Satu, dua, tiga, langkap tegap kami menyusuri jalan setapak. Melewati kebun teh yang sangat menyegarkan.
Tanjakan pertama melewati perkebunan sayuran menjadi rintangan pertama sebelum memasuki gerbang hutan. Dilanjutkan tanjakan demi tanjakan yang cukup terjal dilalui dengan beberapa shelter yang lumayan luas untuk beristirahat ataupun memasak makanan.
Pendakian gunung ini didominasi oleh tanjakan-tanjakan terjal dengan hutan lebat di kiri kanannya. Setelah menaklukkan tanjakan-tanjakan terjal, saya dan rombongan menemukan sebuah shelter yang lumayan luas di puncak bayangan.
Selanjutnya, medan yang dilalui saat pendakian menuju puncak gunung cikuray akan semakin terjal dengan tanjakan yang makin curam. Disini perlu kehati-hatian saat melalui medan ini, karena banyak jurang-jurang di pinggiran jalur.
Saat mendekati puncak, karakteristik pepohonan akan menjadi sedikit berbeda, pohon-pohon edelweiss mulai bermunculan, menandakan kita telah makin dekat ke puncak gunung Cikuray. Dan akhirnya setelah tanjakan batu terakhir, kita akan menikmati puncak tertinggi gunung Cikuray.
Saya dan rombongan tiba di lokasi sebelum masuk waktu shalat dzhuhur. Subhanallah, Allahu Akbar, sungguh pemandangan yang menakjubkan.
Dari puncak Gunung Cikuray terlihat pemandangan yang sangat eksotis. Negeri diatas Awan, mungkin demikian sebagian para pendaki lainnya menyebut.
Di puncak terdapat bangunan yang seringkali dijadikan tempat bermalam oleh sebagian pendaki. Puncaknya tak begitu luas, namun pemandangan yang disajikan sungguh sangat memanjakan mata. Puncak Gunung Cikuray terlihat gagah beriring dengan cuaca cerah siang itu.
Setelah puas menikmati alam di puncak gunung Cikuray bersama rombongan, kami pun turun kembali. Perjalanan turun biasanya lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan naik. Namun, kehati-hatian tetap menjadi perhatian juga, dikarenakan jalur yang licin yang terkadang membuat pendaki terjatuh.
Setelah sampai ke pos awal pendakian, kami pun satu persatu kembali melapor di pos awal pendakian yang sebelumnya kami isi sebelum memulai pendakian. Satu per satu tim berkumpul dan kami pun istirahat sejenak di sebuah warung untuk sekedar minum minuman hangat dan makan cemilan sebelum akhirnya kembali menuju Cileunyi, Bandung, Kampus UIN Bandung.
About Unknown
FARIS KASYFI AZIZ | Mahasiswa FidKom - Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Semester 3 di UIN SGD Bandung | Tinggal di Jatiasih Kota Bekasi, Jawa Barat.